Digitalisasi Muhammadiyah: Dari Pusat ke Wilayah, Nutrisi yang Mengalir

Kabarpatimu.com, Salah satu tanda organisasi yang sehat adalah ketika kebijakan dari pimpinan segera ditindaklanjuti oleh jajaran di bawahnya. Jika kebijakan hanya berhenti di atas tanpa ada aksi nyata di bawah, itu tanda organisasi sedang tidak baik-baik saja. Menjaga kesehatan organisasi berarti memastikan aliran kebijakan tetap lancar, karena organisasi yang “sakit-sakitan” akan mudah runtuh.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menaruh perhatian besar pada hal ini, termasuk dalam bidang reputasi digital. Pada 29–31 Agustus 2025, PP Muhammadiyah menggelar Pelatihan Manajemen Reputasi Digital Organisasi Zona II di Hotel Narita Tangerang. Agenda ini dirancang untuk memperkuat kemampuan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan pengelola media dalam membangun citra positif melalui media digital. Materi yang diberikan mencakup strategi pengelolaan reputasi, penanganan krisis, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk komunikasi.

Keseriusan PP Muhammadiyah dalam hal ini menunjukkan bahwa reputasi digital menjadi kebutuhan mendesak. Pelatihan yang digelar di berbagai zona tentu menguras biaya, tetapi nilai urgensinya tak bisa diabaikan. Saat rating media digital Muhammadiyah masih rendah, dunia maya justru menjadi arena masa depan. Sebagian orang bahkan berkata, “inovasi atau mati.” Jika tak segera berbenah, bukan tidak mungkin Muhammadiyah akan tertinggal.

PWM Jawa Tengah membaca situasi ini dengan pandangan yang sama. Hanya tiga pekan setelah pelatihan PP, tepatnya pada 20–21 September 2025, PWM Jawa Tengah mengadakan pelatihan serupa. Hal ini menjadi bukti komitmen untuk makmum dalam berjamaah, sekaligus menjaga kesehatan organisasi dengan memastikan nutrisi kebijakan dari atas bisa tersebar lancar ke seluruh tubuh persyarikatan.

Jika kebijakan dari pucuk pimpinan tidak lagi sampai ke bawah, biasanya organisasi hanya bisa “diinfus” dari luar. Itu tanda bahwa tubuh organisasi sedang sakit. Maka, langkah PWM Jawa Tengah adalah ikhtiar agar tubuh persyarikatan tetap sehat, dinamis, dan siap menghadapi tantangan zaman.(red)

Related Articles