kabarpatimu.com – PATI – Melalui Lembaga Hukum dan Kajian Publik (LHKP), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pati mengadakan Diskusi Publik yang digelar di Gedung Korpri Pati pada Sabtu pagi (21/9/24).
Diskusi Publik ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Pati tahun 2024. Panitia mengundang tiga pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Pati periode 2024-2029 untuk hadir sebagai narasumber.
Paslon yang hadir di antaranya Sudewo sebagai calon Bupati berpasangan dengan Risma Ardhi Chandra, Budiyono sebagai calon Bupati bersama Novi Eko Yulianto sebagai calon Wakil Bupati. Adapun Wahyu Indriyanto yang berpasangan dengan Suharyono tidak dapat menghadiri acara tersebut.
Selain ketiga pasangan calon, beberapa pejabat daerah dan tokoh masyarakat turut diundang dalam acara ini, termasuk dari Kesbangpol Pati, KPU, Bawaslu, PCNU Pati, FKUB Pati, dan MUI Pati.
Dipandu oleh Nailin RA sebagai moderator, acara diskusi menjadi dinamis, terutama saat para paslon memaparkan visi dan misi mereka di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Ketua PDM Pati, M. Luqman, dalam sambutannya menyampaikan keprihatinan terhadap fenomena sosial yang terjadi selama pelaksanaan demokrasi, seperti Pemilu dan Pilkada. Ia menyoroti praktik transaksional yang terjadi di masyarakat dengan istilah “Olah wik Olah obos” (tidak ada uang, tidak mencoblos), yang dianggap sebagai persoalan serius.
“Melalui keprihatinan panjang, Muhammadiyah merasa perlu mengadakan kegiatan ini sebagai tanggung jawab moral. Apalagi kami prihatin dengan masa depan generasi muda. Kabupaten Pati dikenal dengan tingginya transaksi politik, yang semakin mengkhawatirkan,” ujarnya.
Ia berharap dengan menghadirkan ketiga pasangan calon ini, masyarakat mendapatkan gambaran yang lebih jelas dalam memilih pemimpin pada Pilkada 2024 mendatang.
“Kami ingin memberikan wawasan dan referensi kepada warga Muhammadiyah serta masyarakat umum tentang apa yang ditawarkan oleh para calon, minimal untuk lima tahun ke depan,” tambah Luqman.
Luqman juga menyinggung kontribusi Muhammadiyah dalam pembangunan Kabupaten Pati, yang tidak dilihat dari jumlah, tetapi dari aksi nyata, seperti pendirian rumah sakit, sekolah, dan lembaga sosial lainnya. Ia menekankan bahwa pemilih Muhammadiyah memiliki perspektif cerdas dan tidak tergoda oleh uang dalam memilih pemimpin.
Diskusi semakin interaktif saat peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada ketiga pasangan calon.
Sebagai penutup, M. Luqman menegaskan bahwa acara ini sepenuhnya didanai secara mandiri oleh organisasi Muhammadiyah, tanpa bantuan dari pasangan calon manapun.
“Kegiatan ini sepenuhnya dibiayai oleh sumber daya internal organisasi, bukan dari sumbangan paslon,” tegasnya. (aa)