Majelis Hadir di Tengah AUM: Kunci Sinergi dan Rebranding Pendidikan Muhammadiyah

Kabarpartimu.com, Pati – Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pati menegaskan pentingnya kehadiran aktif Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal (PNF) di tengah-tengah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang mereka kelola. Kehadiran majelis tidak hanya bersifat administratif, tetapi harus menjadi pembimbing, pengarah, dan pendamping strategis bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah di bawah naungan persyarikatan.

Beliau menyampaikan bahwa sekolah tidak bisa dibiarkan berjuang sendiri dalam mewujudkan AUM yang unggul, sebagaimana amanat Muktamar Muhammadiyah ke-48. Dalam menghadapi tantangan zaman yang kian kompleks, dibutuhkan sinergi kuat antara majelis, pimpinan cabang, dan seluruh pengelola AUM agar visi pendidikan Muhammadiyah dapat terwujud secara kolektif dan terarah.

Keseriusan dalam mengelola dan mengembangkan AUM sangat diperlukan. Setiap pihak yang terlibat harus memiliki rasa memiliki dan tanggung jawab yang tinggi. Sinergi kekuatan internal Muhammadiyah harus digerakkan sebagai bentuk komitmen bersama. Bahkan, menurutnya, sudah saatnya dilakukan proses revitalisasi atau rebranding AUM sesuai dengan kebutuhan zaman, tanpa melupakan akar visi dan misi persyarikatan Muhammadiyah sebagai landasan utama dalam setiap transformasi.

Dalam hal ini, Forum Guru Muhammadiyah (FGM) juga memiliki peran strategis untuk memperkuat tugas-tugas Majelis Dikdasmen dan PNF. Diperlukan indikator kinerja (Key Performance Indicators) yang jelas, terukur, dan terealisasi sesuai dengan target dan amanah organisasi. Forum ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak peningkatan mutu tenaga pendidik, serta memperkuat karakter ideologis dan profesionalisme guru Muhammadiyah.

Wakil Ketua PDM Pati juga menekankan pentingnya menggerakkan nilai ta’awun (saling tolong-menolong) secara nyata, baik dari sisi sumber daya manusia maupun pendanaan. Kolaborasi ini bukan hanya bersifat teknis, tetapi juga sebagai bentuk spiritualitas organisasi dalam mewujudkan pendidikan yang berkemajuan dan mandiri secara ekonomi.

Salah satu bentuk konkret dari gerakan ta’awun ini adalah penguatan program Gerakan Infaq Berkemajuan (GIB), yang kini diubah menjadi Gerakan Infaq Serbu (GIS). Skema GIS mengajak warga Muhammadiyah dewasa untuk berinfaq Rp10.000, dan peserta didik setiap Jumat memberikan infaq sebesar Rp1.000. Dana yang terkumpul melalui skema ini akan dimanfaatkan untuk mendukung keberlangsungan dan pengembangan AUM, terutama dalam bidang dakwah dan pendidikan.

Dengan semangat ta’awun dan penguatan internal AUM melalui GIS, Muhammadiyah Pati berharap bisa memperkuat kemandirian pendanaan pendidikan sekaligus merealisasikan cita-cita besar menjadikan AUM sebagai pusat dakwah, pendidikan, dan pelayanan umat yang unggul dan berdaya saing tinggi.(tfq)

Related Articles